MAKALAH
SEJARAH PERATURAN ATLETIK NOMOR LARI DAN
TEHNIK-TEHNIK LARI
Disusun Oleh :
Nama : Erick
Mabenga
NIM : 10133307
Kelas : PO1
I
Jurusan :
Olahraga
Dosen Pembimbing : Dra.
Marsiyem, M Kes.
UNIVERSITAS BINA DARMA
JURUSAN OLAHRAGA
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmmatNya saya bisa menyelesaikan makalah Pembelajaran Pembahasan, “Sejarah Peraturan Atletik, Nomor Lari Dan Tehnik-Tehnik Lari”,
yang diasuh oleh Ibu Dra. Marsiyem, M Kes.
Penyusunan
makalah ini, dilakukan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti,
diharapkan semua yang membacanya dapat memahami tentang topik tersebut. “Tiada
Gading Yang Tak Retak”, makalah ini jauh dari sempurna . Penyusun berharap
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir
kata, saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Marsiyem, M Kes. Bagi teman-teman yang membacanya, semoga
memberi manfaat dan menambah ilmu dan wawasan.
Palembang, November 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Permasalahan................................................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Atletik ....................................................................................... 2
B. Sejarah Atletik............................................................................................. 2
C. Peraturan Atletik.......................................................................................... 4
D. Nomor-nomor Atletik .............................................................................. 7
E. Tehnik-tehnik Lari ....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Olah raga atletik merupakan olah raga yang santai tapi
berat,maksudnya yaitu dalam melakukan latihan kita bisa dengan santai tapi juga
serius dalam latihan. Atletik juga bisa membangkitkan semangat kita untuk menjadi
yang terbaik bagi diri kita sendiri dan bagi keluarga,masyarakat bahkan untuk
Negara kita. Atletik kini bukan hanya sekedar hobi, tetapi juga Profesi.
Seperti halnya dengan kegiatan yang lain.
Misalnya si A menyukai olah raga bola
voli dan si A selalu di kontrak untuk bermain di tim lain. Si A tersebut bisa
di katakan Hobi dengan bola voli bisa juga di katakan pemain bola voli. Disini
kata pemain di artikan sebagai Profesi atau pekerjaan sebagai pemain bola voli.
Begitu juga dengan Atletik,kita bukan
hanya hobi berlari atau jalan jauh,tetapi hobi kita tersebut bisa di tuangkan
atau dipamerkan di depan umum,misalnya dalam Event Jalan cepat 5000 meter.
Dalam kenyataannya atletik di pergunakan dalam olah raga lain.
B.
Perumusan Masalah
a. Jelaskan Sejarah Atletik ?
b. Jelaskan Peraturan Atletik?
c. Jelaskan Nomor-nomor Atletik?
d. Sebutkan Tehnik-tehnik Lari?
C.
Tujuan
Tujuan dari
pembelajaran permasalahan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang
pengertian dan sejarah atletik, peraturan dalam atletik serta tehnik-tehnik
lari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Atletik
Atletik
berasal dari kata Yunani yaitu Atlon, Atlun yang berarti pertandingan
atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia berarti Pertandingan
dan Olah raga pada Atletik. Atletik yaitu suatu Cabang olah raga
mempertandingkan Lari, Lompat, Jalan dan Lempar. Olah raga Atletik mula-mula di
populerkan oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa
mempopulerkannya adalah Iccus dan Herodicus. Atletik yang
terkenal sekarang sudah lain dari pada yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu.
Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu Berjalan, lari, lompat dan
lempar. Karena mempunyai berbagai unsur inilah atletik dikatakan sebagai ibu
dari segala cabang Olah raga. Mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari.
Pada zaman Primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan
mempertahankan hidup.
B.
Sejarah Atletik
Atletik pada jaman purba
sebenarnya mempunyai gerakan dasar seperti lompat dan lempar yang telah dikenal
oleh bangsa-bangsa primitif pada jaman pra sejarah. Bahkan dapat dikatakan,
sejak adanya manusia, gerakan-gerakan itu telah dikenal.
Jika kita melakukan atletik
dengan tujuan mencapai prestasi pada jaman modern ini, maka lain halnya dengan
bangsa primitif pada jaman pra sejarah. Mereka melakukan gerakan-gerakan jalan,
lari, lompat, dan lempar semata-mata untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya:
- Mencari makan,
- Mempertahankan
diri dari serangan-serangan biatang buas,
- Mengamankan diri
terhadap keganasan alam (banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan
lain-lain.
Meskipun gerakan-gerakan dasar
ini telah dikenal sejak adanya manusia, tetapi perlombaan atletik yang telah
dilaksanakan dalam catatan sejarah, baru terjadi pada jaman purba, sekitar 1000
tahun sebelum masehi.
Hal ini dapat diketahui dari
buku-buku yang dikarang oleh pujangga Yunani, Homeros. Homeros behasil
mengumpulkan cerita-cerita mythos dan legenda-legenda dari bangsa Yunani purba
dan membukukannya. Dalam bukunya yang berjudul “Hiad”, pada bab 23 Homeros
menceritakan dengan sangat terperinci tentang rangkaian perlombaan yang
diselenggarakan sebagai penghormatan dalam upacara pemakaman jenazah Patroclus
seorang sahabat karib dari Achilles.
Di bawah ini dikutipkan cerita
dari buku Homeros yang berjudul “ILLIAD”.
Setelah upacara-upacara
keagamaan yang dipersembahkan kepada dewa agung Sens dan dewa-dewa lainnya
selesai, tibalah pada rangkaian perlombaan-perlombaan yang dinilai dengan lomba
kereta berkuda. Lima orang peserta maju dan memasang kuda di depan kereta
masing-masing, setelah itu melajukan kereta tersebut dengan mencambuk kuda,
lalu terjadilah perebutan posisi depan. Setelah lomba kereta itu selesai,
dilanjutkan dengan adu tinju sebagai lomba yang ketiga dalam pertandingan
gulat. Odyssens seorang pegulat yang licin dan penuh tipu muslihat. Pegulat
yang mempunyai daya yang indah dihadapkan dengan pegulat yang memiliki berat
badan yang besar, yang hanya mengandalkan kekutan otot saja.
Setelah selesai mengadakan
pertandingan, Odyssens berdoa dalam hatinya terhadap Dewi ATHENE dan
dikabulkan, sehingga mereka memenangkan pertandingan itu. Sebagai penutup dari
rangkaian perlombaan ini dilakukan suatu lomba lempar lembing. Yang keluar
sebagai pemenang adalah Agamenon yang ternyata tidak ada tandingannya.
Demikian kutipan dari buku
karangan Homeros yang berjudul “ILLIAD”. Bisa ditarik kesimpulan bahwa Yunani
purba telah menyelenggarakan PERLOMBAAN ATLETIK. Dari kesimpulan di atas kita
sudah bisa menjawab pertanyaan mengapa atletik disebut sebagai olahraga
yang tertua.
C.
Peraturan Atletik
Estafet 1600 m
1. Garis selebar 5cm harus ditarik melintang
lintasan guna memberi tanda
jarak tahapan lari dan menunjukan suatu batas.
2. Garis 5cm yang harus dibuat melintang pada 10m
sebelum garis
lari tersebut guna menunjukkan lokasi zona pergantian tongkat dimana harus
dimasukkan dalam pengukuran zona pergantian tersebut.
Dalam lomba 1600m, lari putaran pertama hingga ke
empat, harus dilarikan pada lintasan terpisah atau masing-masing sepanjang 100m dari
batas start.
Dalam lomba 1600m, pada pergantian tongkat pertama
yang dilakukan oleh si atlet pelari tetap ada pada lintasan
masing-masing sesuai dengan urutan yang ditentukan saat di lapangan dengan
melihat siapa yang terlebih dahulu melewati jarak 200m saat akan masuk tikungan
kedua dalam lintasan. Pelari kedua tidak diizinkan mulai berlari di luar daerah
zona pergantian tongkatnya dan harus mulai start dari dalam zona ini. Begitu
juga bagi pelari ke tiga dan ke empat harus mulai berlari dari dalam zonanya sendiri.
Pelari ke dua di tiap regu (estafet) boleh
meninggalkan lintasannya segera setelah mereka melewati tanda keluar dari
tikungan pertama 100m dari garis start yang diberi tanda dengan garis 5cm lebar
melintang lintasan dan dengan sebuah bendera setinggi 1,5m ditempatkan di
setiap sisi lintasan.
Start yang digunakan adalah start melayang
3. Check Mark
Apabila estafet dilarikan pada jalur yang terpisah, pelari boleh memasang
tanda pada lintasan pada jalurnya sendiri, dengan menempelkan pita rekat pada
lintasannya sendiri, tetapi bukan dengan kapur atau bahan lain. Untuk lintasan
gravel atau rumput, pelari boleh membuat tanda dengan menggores lintasan pada
jalurnya sendiri. Tidak boleh menggunakan tanda-tanda yang lain.
4. Tongkat Estafet
Tongkat harus dibawa ditangan selama lomba. Bila
jatuh harus diambil oleh atlet yang menjatuhkannya. Dia boleh meninggalkan
lintasannya untuk mengambil tongkat yang jatuh, asalkan proses pengambilan ini
ini tidak merintangi atlet lain dan jatuhnya tongkat tidak harus menghasilkan
suatu diskualifikasi.
Dalam semua lari estafet, tongkat estafet harus
diberikan dari tangan ke tangan didalam zona pergantian tongkat. Pemberian
tongkat ini dimulai apabila tongkat pertama kali disentuh oleh tangan pelari
penerima dan berakhir kalau tongkat sudah ada di tangan pelari penerima, yang
dimaksud dengan didalam zona pergantian tongkat hanya ditentukan oleh posisi
tongkat dan ditentukan oleh posisi badan atau anggota badan si pelari.
Posisi tangan pemberi tongkat menghadap kearah penerima
tongkat dengan menggunakan tangan sebelah kanan atau kiri. Begitu pula dengan
tangan yang menerima tongkat.
Pelari kedua dan seterusnya diperbolehkan menunggu
dan mengambil tongkat dari pelari sebelumnya 10 meter dari garis start.
Konstruksi tongkat :
Tongkat estafet harus dibuat dari pipa halus berlubang di tengah, terbuat
dari kayu atau metal atau bahan lainnya dalam satu potong dengan panjang max.
30cm dan min. 28cm. keliling pipa ini antara 12-13cm, sedang berat pipa tidak
boleh kurang dari 50 gram.
Tongkat estafet harus berwarna agar mudah dilihat dari kejauhan selama
dibawa lari.
5. Pelari II, III, dan IV pada event 1600m, atas petunjuk
juri harus
menempatkan diri pada posisi menunggu dalam urutan yang sama seperti
anggota team regunya pada saat mereka mencapai 200m (setengah lintasan yang
harus ditempuhnya). Sekali pelari yang datang telah melewati titik ini,
pelari-pelari yan g menunggu harus tetap memelihara urutan mereka dan
tidak boleh menukar posisi pada permulaan atau menjelang zona pergantian
tongkat.
6 .Pelari sesudah memberikan tongkat harus tetap berada
di lintasannya atau petak pergantiannya sampai lintasan aman guna menghindari
gangguan terhadap pelari lain. Bila seseorang pelari dengan sengaja menghalangi
pelari dari regu lain yang berlari di luar posisi atau lintasan ini, dan dapat
dikenakan diskualifikasi bagi regunya.
7 .Memberi bantuan dengan jalan mendorong pelari atau
dengan jalan lain akan berakibat diskualifikasi.
8. Sekali perlombaan estafet dimulai , hanya ada dua orang
tambahan atlet dapat digunakan sebagai pengganti dalam susunan regu untuk babak
berikutnya
D.
Nomor-Nomor Atletik
1. Untuk nomor lari
Pelari jarak 100 meter, taktik
dalam start sangat penting yaitu pada saat keluar dari garis start usahakan
secepat mungkin dibandingkan dari atlet lainnya. Yang berperan dalam start ini
adalah waktu reaksi yang dipunyai si atlet. Latihan waktu reaksi sangat
diperlukan untuk mendukung taktik start ini. Setelah start taktik selanjutnya
adalah tergantung dari kecepatan pelari yaitu secepat mungkin pelari menuju
garis finis dan melewatinya.
Pelari jarak 200 meter atau
lebih, taktinya tergantung kemampuan energi yang dimiliki dan dapat mengontrol
dibelakang pelari lintasan. Pada jarak sekitar 80 meter dari garis start
usahakan tetap bisa mengontrol pelari tercepat pada hitungan tersebut, kemudian pada jarak tertentu
sebelum finis dipertimbangkan kemampuan sprint yang dimiliki dan pelari yang
lain.
b. Untuk Nomor Lempar
Pelempar yang penting lolos
pada babak berikutnya. Pada taktik ini pelempar belum mengeluarkan kemampuan
yang dimiliki seluruhnya yang penting pelempar masuk pada 8 besar. Setelah
masuk babak final, pelempar baru mengeluarkan kemampuan yang sesungguhnya
(100%). Pada babak final yang penting adalah akurasi ketepatan dan kepercayaan
diri yang tinggi. Tergantung pula pada kebiasaan latihan atau pada lomba
sebelumnya atau pada lomba yang lebih rendah tingkatannya, akan diketahui pada
lemparan keberapa dapat melempar yang paling optimal.
c. Untuk Nomor Lompat
Tujuan dari taktik pada nomor
lompat adalah untuk mengacaukan lawan. Taktik yang biasanya dilakukan oleh
pelompat adalah menggunakan haknya untuk tidak melompat atau “pas”. Misalnya
pada lompatan pertama gagal, kemudian lompatan kedua “pas”, selanjutnya
lompatan ketiga digunakan haknya untuk emlompat atau “pas” lagi. Hal tersebut
diatas dengan mempertimbangkan hasil lompatan lawan yang dibandingkan dengan
hasil lompatannya sendiri pada lomba sebelumnya atau pada saat latihan dan juga
pertimbangan pengaturan energi yang digunakan.
E.
Tehnik-Tehnik Lari
Teknik berlari merupakan unsur
gerakan yang dapat menunjang pelari untuk mencapai hasil kecepatan yang
maksimal. Setelah melakukan gerakan start dengan langkah-langkah peralihan yang
meningkat makin lebar dan condong badan- yang berangsur-angsur
berkurang,kemudian dilanjutkan dengan gerakan lari cepat.
Cara melakukan gerakan lari cepat sebagai berikut:
Pada waktu melakukan gerakan
lari sprint harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Sikap badan condong kedepan
2. Langkah atau gerakan kaki harus lebih panjang dan secepat mungkin
3. Gerakan lengan terayun secara wajar
4. Pada saat pendaratan kaki harus selalu pada ujung telapak kaki
5. Pada saat akan melewati garis finish
Teknik melewati garis finis terbagi
menjadi tiga yaitu :
a. Dengan lari terus secepat-cepatnya melawati garis finish dengan
tidak mengubah posisi berlari.
b. Saat akan menyentuh pita atau melewati garis finish, dada
dicondongkan kedepan.
c. Saat akan menyentuh pita atau melewati garis finish dada diputar
sehingga salah satu bahu maju kedepan terlebih dahulu.
6. Kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi pada waktu start jongkok
Saat mengangkat panggul dengan
gerakan yang terlalu cepat dan mendadak sehingga mengganggu keseimbangan berat
badan. Mengangkat panggul terlalu tinggi sehingga waktu melakukan gerakan start
terlalu cepat lari tegak dan ini akan mengurangi kecepatan start. Leher terlalu
jenuh atau kaku karena pandangan terlalu jauh kedepan dan ini akan mengurangi
lajunya kecepatan start. Kesalahan tersebut sapat diperbaiki dengan jalan atlet
melakukan latihan yang berulang-ulang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini yang berjudul “sejarah,
peraturan atletik, nomor lari dan tehnik-tehnik lari” maka dapat disimpulkan
bahwa Atletik merupakan induk dari segala cabang Olahraga karena terdapat
gerakan yang sering di lakukan pada aktivitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, A. 1996. Pemanfaatan Ergonomi
dan Fisiologi Olahraga untuk
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indonesia Seutuhnya.
Denpasar:
Program Pascasarjana
Ergonomi dan Fisiologi Olahraga
Muhajir. 2007 Pendidikan
Jasmani,Olahraga dan Kesehatan SMA . Jakarta :
Erlangga
Muhajir. 2005 Pendidikan Jasmani,Olahraga
dan Kesehatan SMA . Jakarta :
Erlangga
Abidin, Akros.
2003 Pedidikan Jasmani dan Kesehatan SMP . Jakarta : Erlangga
Download disini